Harga Minyak Turun di Tengah Kekhawatiran Perang Dagang AS Dapat Menekan Permintaan

Harga minyak mentah mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump dapat menekan permintaan energi secara global.

Minyak West Texas Intermediate (WTI) turun di bawah $70 per barel, mengikuti tren pelemahan di pasar saham. Meskipun demikian, harga minyak masih mencatatkan kenaikan mingguan selama tiga pekan berturut-turut, seiring dengan meredanya kekhawatiran akan kelebihan pasokan dalam waktu dekat. Rencana AS untuk menerapkan tarif impor kendaraan serta pajak timbal balik pada pekan depan semakin memperluas ketegangan perdagangan global.

Para pelaku pasar minyak menghadapi ketidakpastian akibat kebijakan perdagangan Trump dan rencana OPEC+ untuk meningkatkan kembali produksi yang sebelumnya dihentikan. Selama delapan bulan terakhir, harga minyak WTI bergerak dalam kisaran yang cukup stabil, yakni antara $15 dari level tertinggi di kisaran $80 hingga level terendah di kisaran $60-an.

"Pasar saham AS mengalami tekanan, dan kekhawatiran akan penurunan permintaan dalam jangka panjang menjadi perhatian utama para pedagang, terutama dengan mulai diterapkannya tarif impor pada kendaraan yang tidak diproduksi di AS," ujar Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior di BOK Financial Securities.

Sementara itu, CEO Vitol menyebutkan bahwa meskipun ada beberapa ancaman terhadap pasokan minyak, jumlahnya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam beberapa tahun ke depan. Di sisi lain, Venezuela meningkatkan ekspor minyak ke China sebagai respons terhadap sanksi dan tarif tambahan yang diberlakukan oleh AS untuk menekan ekonomi negara tersebut.

Dengan ketidakpastian global yang masih tinggi, pergerakan harga minyak diperkirakan akan tetap fluktuatif, tergantung pada kebijakan perdagangan dan langkah-langkah strategis yang diambil oleh negara-negara produsen utama.